Mengenal Anak Gagap Dan Cara Mengatasinya

Penulis: Ferdinaen Saragih

Abstrak

Anak biasanya mulai senang berbicara akan tetapi seringkali terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan dalam berbicara dengan kecepatan berfikir. Hal inilah yang dinamakan gagap. Kurangnya perhatian orang tua untuk mengatasi anak gagap dapat menyebapkan anak tersebut gagap hingga dewasa.Timbulnya gagap pada anak salah satunya dapat disebabkan karena adanya pengalaman traumatik pada diri anak. Penyebab-penyebab gagap yang lain diantaranya nervous, benturan kepala di bagian belakang.

Kata kunci: berbicara, anak gagap, komunikasi, dewasa, kanak-kanak, bunyi, alami, mulut, usia.

Pendahuluan

Sebanyak 10% dari anak-anak yang melewati masa periode normal developmental disfluency antara usia 2 sampai 5 tahun mengalami gangguan wicara, sebagaian dari anak-anak tersebut akan berhasil sembuh, hingga tinggal sebesar 1%-5% dari anak yang mengalami gangguan tersebut akan menetap hingga dewasa. Setiap manusia akan mengawali komunikasi dengan dunia melalui bahasa tangis. Melalui yang universal inilah bayi mengkomunikasikan semua keinginan serta kebutuhan. Bicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif. Penggunaannya paling luas dan paling penting, akan tetapi pada tahun awal masa kanak-kanak tidak semua bicara digunakan untuk komunikasi. Pada waktu sedang bermain anak seringkali berbicara dengan dirinya sendiri atau dengan mainannya. Meskipun demikian, pada saat ingin menjadi bagian dari kelompok sosial berkembang. Maka sebagian besar bicara untuk berkomunikasi dengan yang lain dan hanya sewaktu-waktu berbicara terhadap mereka yang otomatis juga menentukan terbentuknya konsep diri.

______________________

Penulis adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Blog www.ferdinaen.com. E-mail ferdinaendotcom@gmail.com

Perkembangan berbicara tidak akan sama pada setiap anak. Pada umumnya perkembangan berbicara dikelompokkan dalam kelompok umur, hal ini dikarenakan ciri-ciri umum yang selalu ditemukan dalam kelompok. Akan tetapi tentu saja ada pengecualian, mungkin saja anak tertentu lebih cepat perkembangannya dan ada pula yang lambat. Tentu saja yang harus diperhatikan oleh calon guru atau guru adalah perkembangan yang umumnya dialami mereka ketika berbicara adalah bantuan yang paling berharga bagi mereka. Tentu saja berbicara dan memahami mereka tidak semudah berbicara dengan orang dewasa. Karena anak memiliki keterbatasan. Keterbatasan tertentu dalam berbicara dan berbahasa, maka di dalam melakukan komunikasi dengan mereka, orang yang dewasa harus menyadari kekurangan-kekurangan yang mereka miliki serta tidak membiarkan kekurangan mereka tersebut.

Anak biasanya mulai senang berbicara akan tetapi seringkali terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan dalam berbicara dengan kecepatan berfikir. Anak sebenarnya ingin berbicara banyak, jadi fungsi fisiologis (otot bicara) belum sempurna, sehingga ia mudah tersandung. Di sekolah anak biasanya dihadapkan pada beberapa peraturan, misalnya pada suatu saat harus diam, tetapi disaat lain ia harus segera menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, karena anak lain telah menunggu giliran sedangkan waktu sangat mendesak. Keadaan ini menyebabkan anak menjadi gugup sehingga bicaranya menjadi tersendat-sendat. Pada saat ini gerakan otot bicara belum sempurna, kadang-kadang sewaktu bicara ia menahan nafas sehingga tampak mulut dengan bibirnya tertarik ke pinggir. Seperti orang yang sedang mengejek, kadang juga diikuti dengan getaran-getaran kecil pada bibir. Anak yang seperti ini disebut dengan anak gagap, sebab anak yang menderita gagap. Tidak dapat berkomunikasi secara wajar atau tidak jelas atau tersendat. Pada gagap yang disebabkan oleh fungsi fisiologis yang belum sempurna ini akan hilang dengan sendirinya, ketika ia beranjak dewasa.

Hakikat Pemerolehan Bahasa
Pada jaman dahulu, ada seorang Raja mesir yang bernama Psammetichus. Dia mempunyai teori, bahwa apabila seorang anak di pisahkan dari lingkungan bahasa manusia, kata pertama yang akan diucapkannya adalah kata yang berasal dari mahluk yang tertuadi dunia. Ia berharap mahluk yang tertua itu adalah bangsa mesir. Psammetichus memerintahkan untuk membawa dua orang anak mesir yang baru saja dilahirkan ke tempat pengasingan. Ketika kemudian anak itu mengucapkan kata bekos, kecemasan psammetichus terwujud karena kata itu adalah kata Phrygian yang berarti “roti”. Ia akhirnya menyimpulkan bahwa bahasa Phrygian leih kuno daripada bahasa Mesir. (aitchison, 1984).

Gagasan Psammetichus di atas tidak diakui lagi, khususnya pada masa sekarang. Karena, apabila anak itu dipisahkan secara total dari tuturan manusia maka anak itu sama sekali tidak akan mampu berbahasa. Berbeda lagi dengan pendapat chomsky. Dia mengatakan, bahwa supaya pemerolehan bahasa pada anak itu menjadi kenyataan, seorang anak harus diperlengkapi secara alami dengan struktur internal yang kaya.

Menurut Aitchison (1984), tahap kemampuan bahasa anak, dapat di bagi kedalam beberapa tahap perkembangannya. Antara lain Menangis; pada bayi mempunyai beberapa tipe makna. Ada tangisan untuk minum, makan dan ada tangis karena kesakitan. Mendengkur; sebenarnya sulit untuk dideskripsikan. Bunyi yang dihasilkannya mirip dengan vokal, tetapi pelacakkan lebih jauh dengan spektogram menunjukkan bahwa hasil bunyi itu tidak sama dengan bunyi vokal yang dihasilkan orang dewasa. Fase ini mulai pada usia anak kira-kira enam minggu. Meraban; ketika seorang anak mendekati usia enam bulan, ia masuk pada fase meraban. Secara inpresif anak menghasilkan vokal dan konsonan secara serentak. Pertama-tama ia mengucapkannya sebagai suku kata, tetapi akhirnya vokal dan konsonan itu menyatu. Pola Intonasi, Pada usia delapan atau sembilan bulan, anak mulai menirukan pola-pola intonasi. Hasil tuturan anak mirip dengan dikatakan oleh ibunya. Tuturan satu kata; Seorang anak yang yang berumur antara satu tahun dan delapan belas bulan, anak mulai mengucapkan tuturan satu kata. Tuturan dua kata; Ketika umur seorang anak mencapai dua setengah tahun, kosakatanya mencapai beberapa ratusan kata. Pada awal tahap dua kata ini tuturan anak cenrung disebut bersifat telagrafis. Infleksi kata; Pada tahap ini kata-kata yang dianggap remeh atau tidak penting mulai digunakan. Tahap ini muncul ketika anak berusia dua tahun. Bentuk tanya dan bentuk ingkar; Setelah melebihi umur dua tahun. Anak mulai memperoleh kalimat tanya seperti apa, siapa, bagaimana, kapan dan sebagainya. Di samping itu juga, anak mulaim mengenal kata ingkar.

Tentang Anak Gagap
Gagap adalah pengulangan bunyi yang sama berkali-kali tanpa di sengaja. Gagap yang ringan banyak terdapat pada anak-anak, yaitu sekitar 3 sampai 4 persen anak-anak prasekolah ketika mereka melalui belajar menggabungkan kata-kata. Asalkan dibiarkan, itu biasanya hilang dengan sendirinya. akan tetapi, gagap ini tetap bertahan dan tidak hilang sekitar 1 persen anak-anak sekolah.

Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Anak gagap membutuhkan beberapa waktu untuk dapat mengucapkan kata yang ia maksudkan. Kalau sudah terlalu lama dia mengeja kata tersebut dan tetap sulit untuk diucapkan dia akan berhenti untuk mencoba dan menjadi diam.

Tanda-tanda yang diperhatikan oleh anak yang mengalami gagap bicara adalah sering mengulang atau memperpanjang suara, suku kata atau kata-kata sering terjadi keraguan dan pengertian bicara sehingga mengganggu arus irama bicara. Kadang-kadang sewaktu sedang bicara, ia menahan nafas sehingga tampak mulut dengan bibirnya tertarik ke pinggir, seperti orang yang sedang mengejek. Kadang-kadang diikuti dengan gerakan-gerakan kecil pada bibir. Sebagian besar anak yang gagap bicara dapat mengatasi kesulitannya pada saat mereka mencapai usia belasan. Bahkan dengan semakin canggihnya teknik penyembuhan, orang yang gagap sepanjang hidupnya dapat belajar mengatasi kesulitannya tersebut.

Pada penelitian ini penulis meneliti seorang anak yang pada saat ini sudah sembuh dari gangguan bicara (gagap). Nama Haris Dramendra Saragih Simarmata yang beralamat di Sigodang, kabupaten Simalungun (sumut). Anak dari A. Saragih Simarmata dan M. Damanik. Dia seorang pelajar, dari SMA Teladan Pematang Siantar.

Pada kasus anak ini, dia mulai mengalami gagap bicara sejak kecil, pada saat berusia 1 tahun. Dimana menurut penelitian seorang anak umur satu tahun sudah lancar berbicara.

Berikut ini di sajikan data gagap bicara pada anak yang bernama Haris Dramendra Simarmata. Bentuk bahasa gagap itu dapat berupa perulangan. Misalnya; Bunyi (m-m-m-mama), Suku kata (ma-ma-ma-mama), Kata (mama-mama-mama-mau ke mana?), Frasa (mama mu-mama mau-mama mau ke mana?), Bunyi memanjang, (mmmmmm ... mama), Kesulitan untuk memulai (................. mama), Berhenti, yang sering tidak menentu.

Dari wawancara yang dilakukan penulis dengan kedua orang tuanya, ketika anak ini masih berumur 6 sampai 8 bulan anak ini tidak menunjukkan adanya gejala-gejala gagap berbicara. Dia sama saja dengan anak lainya, hanya saja pada saat itu belum sempurna untuk berbicara. Kegagapan berbicara yang di derita oleh Haris Dramendra Simarmata bermula dari benturan otak belakang Haris dengan lantai rumahnya (benda keras).

Dalam kasus ini orang tua Dramenra tidak pernah membawanya ke Dokter untuk melakukan pemeriksaan. Mereka hanya melakukan pendekatan-pendekatan. Seperti mengajarinya berbicara secara berkesinambungan dan tidak menunjukkan bahwa dia seorang anak yang gagap.

Timbulnya gagap pada anak dapat juga disebabkan karena adanya pengalaman traumatik pada diri anak, misalnya perceraian orang tua atau hal-hal lain yang belum diketahui dan belum tergali dari anak. Beberapa situasi yang menjadi pencetus timbulnya gagap pada anak usia balita, antara lain juga karena ia ingin mengutarakan keinginan atau pendapatnya dalam keadaan tergesa-gesa, sedang marah, merasa takut, cemas atau berhadapan dengan orang tertentu yang ia takuti. Penyebab-penyebab gagap diantaranya ialah Pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal, Nervous, Benturan di kepala bagian belakang.

Cara Mengatasi Gagap Bicara
Cara mengatasi anak gagap itu terletak pada cara kita berkomunikasi dengan si anak. Usahakan pada saat berbicara posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, serta sikap kita menunjukkan mau dan sabar mendengarkan dia berbicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya yang membuat anak menyadari bahwa gagapnya itu adalah masalah besar, karena pada usia tertentu ada sebagian anak mengalami gagap dan kemudian hilang lagi. Jadi, dihadapan anak jangan terlalu membesar-besarkan kegagapannya, anak gagap itu suatu hal yang wajar, sehingga anak tidak merasa rendah diri. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gagap yang muncul saat anak marah atau takut menghadapi orang tertentu, yaitu dengan menenangkan hati anak dengan mengatakan, "ibu/ayah tahu kamu sedang kesal (atau takut), coba bicara perlahan-lahan". Ajak anak berbicara dalam tempo yang lambat, suruh ia menarik napas panjang saat emosinya masih menggebu-gebu.

Seperti halnya penanggulangan yang dilakukan pada semua masalah, maka pada masalah gagap ini pun kita perlu mengetahui lebih dahulu penyebabnya. Berikut cara mengatasi anak gagap.

Pertama, Pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal yang disebabkan fungsi bagian otak kanan yang dominan. Yang perlu dilakukan oleh guru atau orang tua adalah membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua aktivitasnya. Bila tetap dipaksa akan menyebabkan gangguan pada bicara.

Kedua, Anak yang introvert (bersifat tertutup). Biasanya bila akan mengadakan pembicaraan anak merasa cemas atau takut, sehingga kata-kata yang keluar tidak terkoordinasi dengan baik. Misalnya akan mengucapkan kata "ibu". Posisi bibir sudah baik, yaitu kedua bibir sudah terbuka sedikit, namun sepi…..suara "ibu" tidak kunjung muncul. Begitu udara keluar, apa yang diucapkan tidak terkendali, yang terdengar, "iiibbb..bu". Sewaktu suaranya tidak kunjung muncul, kita dapat melihat suatu ekspresi wajah yang memelas, seolah-olah pasrah pada keadaannya. Bila menghadapi anak gagap yang demikian, guru/orang tua sedapat mungkin berusaha mendengar apa yang akan diucapkan anak, tunggu sampai anak selesai berbicara, jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-putus. Bila guru mau mendengar apa yang dibicarakan anak, walaupun tidak sempurna, akan menimbulkan keberanian pada anak untuk berbicara dengan gurunya, dan makin lama kegagapannya akan makin berkurang, keberanian berbicara dengan guru ini akan dibawanya juga pada pembicaraannya dengan orang lain, apabila orang lain juga menunjukkan sikap seperti gurunya tersebut. Pada anak gagap yang disebabkan nervous, guru jangan sekali-kali membicarakan kesukaran berbicara yang dialami anak apabila anak yang bersangkutan ada di sekitarnya.

Ketiga, Pada gagap yang disebabkan karena fungsi fisiologis yang belum sempurna tidak perlu dikhawatirkan, sebab dengan makin bertambahnya usia anak, makin bertambah matang fungsi otot bicaranya, sehingga anak akan dapat berbicara dengan sempurna. Tetapi latihan tetap perlu diberikan, agar kesulitan anak berbicara dapat dihilangkan. Dalam kasus yang relatif ringan, sebaiknya kegagapan itu dibiarkan saja. Bila anak gagap, meskipun kita cemas janganlah memberi komentar terlalu banyak, sebab ini hanya akan memperdalam kesadaran diri anak, dan kecemasan yang ditimbulkannya tidak akan menolong. Bila kegagapan ini tampaknya sangat parah, maka bantuan seorang ahli terapi bicara akan sangat membantu. Ia akan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap masalahnya dan kemudian menawarkan suatu cara penyembuhan, termasuk teknik pengajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut. Anak akan diajarkan bagaimana supaya dapat relaks dan tenang, dan dibantu menemukan jalan lain untuk menghindari halangan bicaranya. Sebagian besar anak yang gagap dapat mengatasi kesulitannya pada saat mereka mencapai usia belasan. Bahkan dengan semakin canggihnya teknik penyembuhan, orang yang gagap sepanjang hidupnya dapat belajar mengatasi kesulitannya tersebut.

Gagap pada umumnya akan hilang pada usia remaja, tapi perlu ditangani sebaik mungkin agar gejala ini tidak menetap sampai usia dewasa. Dengan anak berbicara gagap akan terjadi pengulangan-pengulangan kata, kesalahan tata bahasa menjadi kebiasaan. Orang lain yang diajak bicara tidak akan bisa memahami apa yang telah mereka (anak gagap) bicarakan, karena semakin dia berbicara banyak akan semakin tidak jelas pembicaraannya. Anak yang mengalami gagap bicara dapat menimbulkan konsep diri dan perasaan rendah diri lama sebelum masa kanak-kanak berakhir.

Kesimpulan
1. Anak gagap di kenal memiliki gejala-gejala yaitu bicaranya kelihatan bimbang, kata katanya terputus-putus, kadang-kadang terhenti pada suku kata, mengulangi kata yang sama dan memperpanjang bunyi.
2. Seorang anak mengalami gagap bicara karena adanya pengalaman traumatik, mengutarakan pendapat dalam keadaan takut, pemaksaan menggunakan tangan kanan pada anak kidal, nervous, dorongan motorik bicaranya besar tetapi tidak ada yang hendak dikatakan.
3. Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya, Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-putus, Melakukan terapi bicara.
4. Pengaruh gagap bicara terhadap perkembangan bahasa yaitu gagap bicara akan memperlambat penguasaan kata dan pengucapannya tidak jelas.
5. Gagap berbicara pada umumnya akan hilang pada usia remaja, tapi perlu ditangani sebaik mungkin agar gejala ini tidak menetap sampai usia dewasa. Bantuan seorang ahli terapi bicara yang menangani masalah gagap bicara sangat dibutuhkan agar gejala ini lebih cepat ditangani. Hendaknya orang tua selalu memperhatikan setiap perkembangan bahasa anak supaya apabila terjadi gangguan terhadap bahasa anak bisa cepat teratasi.

Pustaka Rujukan
Kholid, A.H. dan Andika, D.B, 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI PRESS

Subyakto-N, Sri Utari, 1988. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Chaer, Abdul, 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Related Posts:

1 Response to "Mengenal Anak Gagap Dan Cara Mengatasinya"

  1. artikel ini amat membantukan saya dlm proses menyiapkan tugasan.diharapkan dpt memperoleh lebih byk maklumat seumpama ini di laman web lagi^^

    ReplyDelete